Jumat, 11 Maret 2011

Bentuk Bahasa Al Quran

Manusia, berdasar pengalamannya, menganggap persoalan bentuk bahasa ada 4 macam, yaitu bahasa Percakapan, bahasa tulisan, bahasa nyanyian / syair dan bahasa lambang/morse.

Bahasa percakapan ialah jumlah ucapan yang dilakukan oleh manusia secara langsung di dalam pergaulan hidup sehari-hari, yang bersifat dialog dan kadangkala bercerita. Kesemuanya dengan lisan dan artinya sangat tergantung kepada tekanan suara (mimiek dan gaya) tetapi bukan bernyanyi  yang mengabaikan tata bahasa.

Bahasa tulisan ialah jumlah sebutan yang dilakukan manusia melalui tulisan. Misalnya yang terdapat di dalam berbagai buku, majalah-majalah dan surat kabar, dsb. Pemberian maknanya sangat tergantung kepada kamus dan tata bahasa. Mengartikan suatu tulisan yang dititik beratkan kepada tata bahasa dinamakan penafsiran secara gramatikal. Sedangkan memandang bahwa setiap perkataan di dalam satu kalimat dan setiap kalimat di dalam bahasa tulisan ialah suatu mata rantai di dalam keseluruhannya maka mengartikan bahasa tulisan menurut model ini dinamakan penafsiran secara sistimatik.

Bahasa nyanyian/syair ialah jumlah ucapan yang dilakukan oleh manusia di dalam alunan suara berlagu di mana arti kata dan tata bahasa hamper-hampir lepas sama sekali. Arti maksud sebenarnya dari bahasa nyanyian/syair seolah-olah tidak tergantung kepada arti kata tetapi sangat ditentukan oleh alunan lagu/irama yang mempermainkan sentimental dari subyektifisme.

Bahasa Morse/Lambang ialah jumlah sebutan atau ucapan yang menyatakan arti dan maksudnya melalui alat, misalnya dalam Pramuka adalah gerak tangan, bendera, topi, dsb. Dalam lingkungan komunikasi misalnya memperginakan bunyi suara panjang-pendek dengan berbagai kombinasi. Dalam lingkungan kimia misalnya mempergunakan huruf sebagai lambing suatu dzat. Dalam statistic misalnya dengan grafik.

Dalam hubungan tersebut di atas, timbul pertanyaan, apakah bentuknya bahasa Al Quran?. Apakah bentuk bahasa Al Quran adalah bahasa percakapan , tulisan atau nyanyian/syair?.  Dengan kenyataan bahwa ada perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran, bisa kah kita simpulkan bahwa bentuk bahasa Al Quran adalah bahasa nyanyian/syair?

Al Quran Surat Haqqah 38-43 menjawab bahwa bentuk Bahasa Al Quran adalah bahasa percakapan yang secara obyektif menurut Sunnah Rasul (INNAHU LAQAWLU RASUULIN KARIIM). Bentuk bahasa Al Quran juga bukan bahasa syair/nyanyian (WA MAA HUWA BI QAULI SYAA’IRIN). Bahasa Al Quran tidak mungkin bisa ditanggapi dalam bentuk bahasa nyanyian karena bahasa nyanyian akan mengabaikan makna seperti makna perintah, larangan, sindiran, pernyataan, pertanyaan dsb dimana sangat ditentukan oleh intonasi (mimiek dan gaya) bahasa percakapan. Juga bahasa Al Quran tidak bisa dipahami semata-mata hanya berdasar kamus dan tata bahasa saja.

Sumber :
Idul Fitri Kembali Hidup Menurut Sistem Zakat, oleh M. Isa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar