KATA KERJA 4 HURUF POKOK menurut para ahli Nahu Sharaf ( seperti dalam buku AMTSILATU TASRIFIYAH) berpola (wazan) FA’LALA (FA-‘AIN-LAM-LAM) dimana huruf ketiga dan keempat sejenis (sama-sama huruf LAM). Sedangkan yang mereka jadikan contoh adalah DAhROJA (DAL-hA-RO-JIM) dimana keempat hurufnya tidak ada yang sejenis. Begitu pula dengan contoh yang mereka ajukan WASWASA (WAW-SIN-WAW-SIN) dimana huruf pertama dan ketiga sejenis dan huruf kedua dan keempat sejenis. Justru semakin jauh lagi dengan POLA (WAZAN)-nya.
Sebagai usulan untuk penyempurnaan:
POLA FA’LALA dilihat dari segi bentuk dan jenis huruf maka dua huruf yang terakhir adalah sama dan sejenis. Dibanding yang dipolakan yaitu contohnya DAHROJA maka jelas di situ dua huruf terakhir tidak sama dan tidak sejenis tetapi harakatnya sama-sama FATAH.
Dari itu maka untuk POLA 4 HURUF POKOK kita ambil dari FA’ALA ditambah RO pada huruf akhirnya yaitu huruf akhir dari BA’TSARO (QS. Al Aadiyaat: 9, dalam bentuk pasif BU’TSIRA, bentuk aktifnya BA’TSARO). Sehingga POLA-nya menjadi FA’LARO. Rinciannya menjadi FA – ‘AIN – LAM – RO. (Bisa saja ditambahkan huruf yang lain, yang penting huruf-nya tidak sama dan sejenis)
Dengan demikian POLA 4 HURUF POKOK adalah menjadi demikian:
FA’LARO –YUFA’LIRU –FA’LIR-LAA TUFA’LIR- FA’LAROtAN, FI’LAARAN, MUFA’LARAN-MUFA’LIRUN-MUFA’LARUN-MUFA’LARUN 2x
ISIM ZAMAN/MAKAN (K. Penunjuk Waktu/Tempat) | ISIM MAF’UL (K. Penderita) | ISIM FA’IL (K. Pelaku) | MASDAR (Kata Benda Jadian) | FI’IL NAHI (K. Larangan) | FI’IL AMR (K. Perintah) | FI’IL MUDHARI (KK. sedang / akan) | FI’IL MADHI (KK. Telah) |
مُفَعْلَرٌ ×2 | مُفَعْلَرٌ | مُفَعْلِرٌ | فَعْلَرَةً فِعْلَارًا مُفَعْلَرًا | لاَتُفَعْلِرْ | فَعْلِرْ | يُفَعْلِرُ | فَعْلَرَ |
Berdasar yg demikian maka surat ‘Aadiyat:9 dan surat Infithar :4 mengajukan kata kerja 4 huruf pokok dengan PEMECAHAN DASAR sbb:
Arti kata dasar-nya: menghamburkan, menyelidiki, mengeluarkan, mencerai-beraikan.
ISIM ZAMAN/MAKAN (K. Penunjuk Waktu/Tempat) | ISIM MAF’UL (K. Penderita) | ISIM FA’IL (K. Pelaku) | MASDAR (Kata Benda Jadian) | FI’IL NAHI (K. Larangan) | FI’IL AMR (K. Perintah) | FI’IL MUDHARI (KK. sedang / akan) | FI’IL MADHI (KK. Telah) |
مُبَعْثَرٌ×2 | مُبَعْثَرٌ | مُبَعْثِرٌ | بِعْثَارًا | لاَتُبَعْثِرْ | بَعْثِرْ | يُبَعْثِرُ | بَعْثَرَ |
Waktu/tempat menghamburkan | Yang di hamburkan | Penghambur / yg menghamburkan | penghamburan | Jangan hamburkan | hamburkanlah | Sedang/akan menghamburkan | Telah menghamburkan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar