Kamis, 17 Februari 2011

TATA BAHASA (NAHWU SHARAF)

Forum belajar bahasa Al Quran ini bertujuan untuk belajar berbagai bentuk kata dan kalimat Al Quran di dalam rangka persiapan mempelajari Al Quran. Standar yang dipakai adalah Al Quran yang telah dibukukan menjadi sebuah Kitab oleh Rasul-Nya. Dalam hal ini nahwu sharaf atau tata bahasa Arab berkedudukan menjadi komplemen (pelengkap/pembanding).

Dalam mempelajari tata BAHASA ARAB kita akan bertemu dengan istilah Nahwu Sharaf. NAHWU adalah teori bentuk kalimat. Sharaf adalah teori bentuk kata. Dalam bahasa Inggris NAHWU SHARAF disebut GRAMMAR (Tata Bahasa).

Para pakar ilmu bahasa membagi BAHASA ARAB seumumnya dalam 2 kategori:
1.       Bahasa ARAB MODERN STANDAR diistilahkan FUSHAA AL ‘ASHR
2.       Bahasa ARAB KLASIK diistilahkan FUSHAA AT TURAATS

Bahasa Arab Modern merupakan turunan atau derivasi dari bahasa Arab Klasik, dimana bahasa Arab Klasik mereka nyatakan sudah dikenal semenjak zaman nabi Ibrahim ke belakang. Namun demikian, penduduk wilayah yang sekarang ini disebut semenanjung Hijaz dan wilayah yang sekarang disebut LEVANTINE (Siria, Lebanon, Jordania, Palestina, Irak dan sekitarnya) ini, pada umumnya sudah berbahasa FUSHAA Al ASHR (bahasa ARAB MODERN) sebelum Al Quran diwahyukan. Hanya sebagian kecil masyarakat di wilayah-wilayah tersebut yang masih berupaya memelihara tradisi berbahasa FUSHAA AT TURAATS (bahasa ARAB KLASIK), misalnya suku QURAISY.

Terlepas dari kajian para pakar ilmu bahasa tersebut, tata bahasa yang dipergunakan di dalam AL QURAN memang banyak persamaan dengan tata bahasa FUSHAA AT TURAATS (bahasa ARAB KLASIK). Sedangkan tata bahasa ARAB MODERN banyak sekali kekurangannya apabila dibandingkan dengan tata bahasa AL QURAN ataupun tata bahasa ARAB KLASIK.

Perlu diperhatikan bahwa tata bahasa AL QURAN memang banyak mempunyai keselarasan dengan tata bahasa ARAB KLASIK namun oleh karena AL QURAN memiliki metodologi (bentuk berfikir), sistimatika, dan analitika yang berbeda dengan pengetahuan ARAB KLASIK maka obyektif yang dicapai pun menjadi tidak selalu sama pula. Dengan kata lain, keduanya mempunyai teori pembentukan makna yang tidak selalu sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar